Ibnu Athaillah menuturkan, "Ketahuilah, setiap shalat yang tidak mencegah
dari perbuatan keji dan mungkar tidak bisa disebut shalat. Allah berfirman,
'Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar.' (QS Al-Ankabut 29: 45). Dalam shalat
kau bermunajat kepada Tuhan dengan mengucapkan: 'Hanya kepada-Mu kami beribadah
dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.' (QS Al-Fatihah 1: 5). Dalam
shalat kau juga bermunajat kepada Rasulullah Saw. dengan menguc
ap, 'Assalamu 'alayka ayyuhan Nabiyyu wa rahmatullahi wa
barakatuh.' Itulah yang kau lakukan dalam setiap shalat. Maka, layakkah kau
keluar menuju dosa setelah Allah melimpahimu nikmat yang banyak itu?'"--Ibnu Atha'illah dalam kitab Taj Al-'Arus
Sahabatku, menurut Syekh Ibn Atha'illah, sebenarnya keadaan diri kita bisa
diukur dan dinilai melalui shalat yang kita dirikan. Jika kita meninggalkan
berbagai hal yang bersifat duniawi, termasuk perbuatan keji dan mungkar,
berarti kita telah mencapai salah satu tujuan shalat. Berarti kita sedang
menita jalan yang biasa dilalui oleh golongan manusia yang bahagia di dunia dan
akhirat. Namun, jika kita tidak mempunyai pengaruh apa-apa atas shalat yang
kita dirikan, maka tangisilah diri kita!
Semoga bermanfaat!
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "HAKIKAT SHALAT & PENGARUHNYA"
Post a Comment