Tuesday 10 March 2015
DOA SYEKH ABDUL QADIR UNTUK HATI YANG GUNDAH
Wahai Tuhan kami, wahai Dzat yang telah memelihara kami dengan kelembutan untuk dapat menerima taklif dari-Mu agar kami dapat mencapai kejernihan tauhid-Mu dan penyucian-Mu, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa untuk melaksanakan taklif disebabkan imkân (kelemahan sebagai makhluk) atau kami bersalah dalam pelaksanaan taklif itu disebabkan kebodohan kami.
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban berat berupa tirai tebal dan penutup yang membutakan mata hati kami sehingga kami tidak dapat melihat cahaya tauhid-Mu sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami berbagai kelelahan riyadhah dan kesulitan taklif disebabkan kotoran imkân dan noda ketergantungan kepada yang selain Engkau apa yang tak sanggup kami memikulnya, dan maafkanlah dan hapuskanlah dengan anugerah-Mu dari berbagai hal yang muncul disebabkan sifat-sifat imkân yang kami miliki.
Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, hapuskanlah egoisme dalam diri kami dari pandangan kami sendiri danrahmatilah kami dengan rahmat-Mu yang luas. Engkaulah Penolong kami, penolong dengan segala nikmat yang kami terima, maka tolonglah kami dengan bantuan dan pertolongan-Mu dalam tauhid-Mu terhadap kaum yang kafir, yang Huwiyah mereka sendiri yang bathil telah menutupi mereka daro Syams Al-Haqq yang terang menyinari seluruh cakrawala.
Teguhkanlah kami dengan kelembutan-Mu, kebenaran-Mu, tauhid-Mu, wahai penolong yang terbaik, wahai pemberi petunjuk kepada orang-orang sesat.
Doa ini dikutip dari penafsiran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tentang QS Al-Baqarah ayat 286 dalam Kitab Tafsir Al-Jailani:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۭ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۭرَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَاْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَي الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَاعْفُ عَنَّا ۪ وَاغْفِرْ لَنَا ۪ وَارْحَمْنَا ۪ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْــصُرْنَا عَلَي الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ٢٨٦ۧ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Baginya pahala (dari kebajikan) yang dilakukannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, dan janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Dan maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Allah tidak membebani para hamba-Nya. Allah yang Maha Memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya untuk menuju kepada-Nya. Allah tidak memberi beban kepada seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Allah tidak memberi beban melainkan sesuai kemampuan dan kesiapannya, dan apa yang telah ditetapkan Allah baginya sejak jauh sebelumnya, dengan Ilmu Hudhuri yang dimiliki-Nya sehingga tampaklah bahwa baginya pahala (dari) yang dilakukannya, berupa kebajikan dengan kesiapan fitrah-naluriahnya dan ia mendapat siksa (dari) yang dikerjakannya, berupa kejahatan, karena mengikuti nafsu dalam imkân yang menjadi sumber dari segala kerusakan. Kemudian ketika Allah menunjukkan rahasia dari taklif,
Dia juga ingin menunjukkan bahwa semua taklif yang dapat dilakukan hamba-Nya sebenarnya hanya dapat dilakukan berkat taufik dan jadzb (gaya tarik) dari-Nya. Itulah sebabnya Allah mengajarkan sebuah doa mohon pertolongan dan keselamatan kepada mereka seperti doa di atas.
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsir Al-Jailani, terj. Tim Markaz Al-Jailani.
No comments:
Post a Comment